Senin, 22 Maret 2010

Wudu

WUDU (BERSUCI)


Secara lahiriah bersuci adalah membasuh dan mencuci anggota gerak dan panca indera, mulai dari lengan, muka, termasuk mata, telinga, hidung dan mulut, kemudian kepala dan kedua kaki.

Secara batiniah berwudu berarti menghindarkan anggota badan dan panca indera dari hal-hal yang diharamkan. Anggota badan hanya dipergunakan untuk kebajikan, untuk memperbanyak amar ma’ruf, untuk beribadah semata-mata kepada Allah, bukan untuk melakukan perbuatan yang tercela.

BARANG SIAPA YANG MENGHARAPAKAN PERJUMPAAN DENGAN TUHAN NYA HENDAKLAH IA BERBUAT KEBAIKAN DAN JANGAN MEMPERSEKUTUKAN TUHANNYA DENGAN APAPUN (AL KAHFI 18 : 110).

Bersuci sebelum Shalat adalah merupakan suatu proses pemurnian atau proses pemisahan, yaitu memurnikan atau memisahkan diri dari diri kita sendiri, dari keakuan kita, dari ego kita. Berarti juga menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, menjauhkan kemunkaran dan memperbanyak amar ma’ruf.

Dengan demikian bersuci merupakan suatu proses penyucian lahir dan batin, tidak hanya sekedar membasuh anggota badan dan panca indera saja, akan tetapi juga mempunyai makna haqiqi yang tersembunyi.

Membasuh tangan sampai sebatas siku berarti tangan tidak dipergunakan untuk mencuri atau korupsi atau segala sesuatu yang diharamkan Allah.

JANGANLAH KAMU MEMAKAN HARTA SESAMAMU DENGAN JALAN BATIL. DAN JANGANLAH KAMU MEMBAWA URUSAN HARTA KEPADA HAKIM AGAR KAMU DAPAT MEMAKAN SEBAGIAN HARTA ORANG LAIN DENGAN JALAN DOSA, PADAHAL KAMU MENGETAHUINYA

(AL BAQARAH 2 : 185).

Membasuh muka artinya kita harus ramah tamah kepada sesama umat manusia. Di dalam Surat ABASA 80 : 1-6 Rosulullah pun mendapat teguran dari Allah ketika beliau bermuka masam serta memalingkan muka terhadap orang buta yang ingin masuk agama Islam. Bermuka masam dari segi aura tidak bagus, auranya suram.

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN JANGANLAH ENGKAU BERBURUK SANGKA, SESUNGGUHNYA BERBURUK SANGKA ADALAH DOSA DAN JANGANLAH MENCARI-CARI AIB ORANG LAIN DAN JANGAN PULA SEBAGIAN DARI KAMU, MENCELA, MEMBUSUK-BUSUKKAN ORANG LAIN.

(AL HUJURAT 49 : 12).

Di bagian muka terdapat mata, hidung dan mulut. Mata hendaknya jangan terlalu melihat ke atas, akan tetapi lihat juga ke bawah kemudian lakukan introspeksi dan mawas diri atas kemampuan yang kita miliki, jangan memaksakan diri.

Membasuh mulut dan berkumur-kumur hendaknya kita bisa menjaga perkataan kita, menjaga lidah kita. Jangan mempergunjingkan orang lain, karena belum tentu dia lebih jelek dari yang mempergunjingkannya. Yang masuk kedalam mulut dan yang keluar dari mulut harus kita perhatikan. Makanan yang kita makan bukan yang diharamkan dan dijaga agar kita tetap sehat. Menurut Hadits Rosulullah : Semua penyakit berawal dari perut. Kemudian perkataan yang keluar dari mulutpun harus dijaga juga jangan sampai menyakitkan perasaan orang lain. Peribahasa mengatakan : Mulutmu adalah harimau mu. Diam adalah emas.

Untuk lebih jelasnya bacalah buku IHYA ‘ULUMIDDIN tentang BAHAYA LIDAH karangan Al Ghazali.

HAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN JANGANLAH ADA DIANTARA KAMU YANG MEMPEROLOK-OLOKAN ORANG LAIN, KARENA MUNGKIN MEREKA LEBIH BAIK DARI KAMU (AL HUJURAT 49 : 11).

ORANG-ORANG YANG MENJAUHKAN DIRI DARI DOSA BESAR DAN PERBUATAN KEJI, KECUALI SEDIKIT DOSA KECIL. SUNGGUH, TUHANMU LUAS AMPUNANNYA, DIA MENGETAHUI BENAR ( KEADAAN ) KAMU, KETIKA IA CIPTAKAN KAMU DARI TANAH DAN KETIKA KAMU MASIH DALAM PERUT IBU-IBUMU. KARENA ITU JANGANLAH KAMU MENGANGGAP DIRIMU SUCI !!! DIA MENGETAHUI SIAPA YANG TAKWA.

( AN-NAJM 53 : 32 ).

APAKAH KAMU TIDAK MEMPERHATIKAN ORANG-ORANG YANG MENGANGGAP DIRINYA BERSIH ??? SEBENARNYA ALLAH MEMBERSIHKAN SIAPA YANG DIA KEHENDAKI DAN MEREKA TIDAK TERANIAYA SEDIKITPUN ( AN NISA 4 : 49 ).

SEKIRANYA TIDAKLAH KARENA KARUNIA DAN RAHMAT ALLAH KEPADA KAMU SEKALIAN, NISCAYA TIDAK SEORANGPUN DARI KAMU BERSIH SELAMA-LAMANYA, TETAPI ALLAH MEMBERSIHKAN SIAPA YANG DIKEHENDAKI-NYA ( AN NUR 24 : 21 ).

PEKERJAAN YANG SANGAT DICINTAI ALLAH ADALAH MENJAGA LIDAH. MANUSIA TIDAK AKAN TEGUH IMANNYA SEBELUM HATINYA TEGUH DAN TIDAK AKAN TEGUH HATINYA SEBELUM LIDAHNYA TEGUH (HADITS).

Membasuh hidung artinya setiap menarik dan mengeluarkan nafas diisi dengan Asma Allah, eling, ingat kepada Allah (dzikrullah).

Membasuh kepala artinya pikiran kita harus jernih dan berwawasan luas, tidak berburuk sangka kepada orang lain, harus selalu mengingat Allah dan bersyukur.

INGATLAH KEPADAKU NISCAYA AKUPUN AKAN INGAT KEPADAMU, BERSYUKURLAH KEPADAKU DAN JANGAN MENGINGKARI

(AL BAQARAH 2 : 152).

Janganlah mengingkari : berarti kita jangan menjadi kufur atau musyrik serta kita jangan mengingkari segala nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kita. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk bersyukur kepada Nya.

DAN ALLAH MELAHIRKAN KAMU DARI PERUT IBUMU, SEDANGKAN KAMU TIADA MENGETAHUI SUATU APAPUN, DIBERI NYA KAMU PENDENGARAN, PENGLIHATAN, SUPAYA KAMU BERSYUKUR KEPADA NYA

( AN-NAHL 16 : 78 ).

MAKANLAH YANG HALAL DAN BAIK DARI REJEKI YANG ALLAH BERIKAN KEPADAMU, DAN BERSYUKURLAH ATAS NIKMAT ALLAH, JIKA KAMU HANYA KEPADA NYA SAJA MENYEMBAH ( AN-NAHL 16 : 114 ).

Nikmat dan karunia Allah tidak terhingga banyaknya, dari mulai diberinya penglihatan, pendengaran dan hati, kita tak mampu untuk menghitungnya. Mensyukuri nikmat serta karunia Allah tidak hanya sebatas di mulut saja, akan tetapi harus direalisasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menafkahkan sebagian harta atau rejeki di jalan Allah adalah juga merupakan pernyataan dari rasa syukur kita kepada Allah, yang lebih luas lagi adalah melaksanakan perintah Allah dengan benar sebagai pernyataan rasa syukur kita kepada Allah. Untuk lebih jelasnya baca buku Ihya ‘Ulumiddin tentang syukur karangan Al Ghazali.

Membasuh telinga artinya jangan membiarkan telinga untuk mendengarkan pergunjingan-pergunjingan keburukan orang lain atau pergunjingan-pergunjingan yang akan menimbulkan keragu-raguan dan menggoyahkan keimanan kita. Jadikanlah telinga kita untuk mendengarkan informasi-informasi yang positif serta nasehat-nasehat dari para ulama.

Yang terakhir membasuh kaki, artinya langkah kita harus tetap di jalan Allah.

1 komentar: