Senin, 22 Maret 2010

Beberapa Catatan Tentang HAJI

BEBERAPA CATATAN TENTANG HAJI


PENGERTIAN HAJI MENURUT YUSRI

Haji syariat : adalah yang dikerjakan oleh umat Islam pada setiap bulan Dzulhijjah, pergi ke Baitullah dengan segala bekal dan persyaratan yang diperlukan untuk menunaikan ibadah haji.

Hakikat dari haji syariat adalah mengosongkan hati dan fikiran dari mengingat sesuatu selain Allah dengan kodrat dan irodat NYA serta mengharap syafaat dari Rosulullah. Kita tinggalkan kampung halaman, harta benda, anak istri dan lain-lainnya semata-mata untuk mencari keridoan Allah.

Sebagai bekal untuk menunaikan ibadah haji adalah kesabaran, keimanan, keikhlasan keta’atan (istiqomah) dan ketaqwaan.

Haji tarikat : adalah naiknya seorang salik ke maqam Ruh, berbekal takut kepada Allah lahir dan bathin. Kendaraannya adalah kemauan, tekad yang keras, teguh dan mantap, beristiqomah dalam melakukan perjalanan tarikat berdasarkan petunjuk guru pembimbing atau syeikh. Peralatannya adalah Dzikrullah.

Haji hakikat : adalah naiknya seorang salik ke martabat Wahdah, mereka sampai kepada Haq Allah Ta’ala melalui proses fana. Berbekal Mahabbah, rasa cinta kepada Allah, kendaraannya adalah Nur Ahadiyah, berdasarkan Hidayah Allah semata, tidak bisa didapatkan melalui usaha. Guru pembimbingnya adalah Mukasyafah (terbuka hijab) dari Haq Allah, peralatannya adalah Haibatul Jalal dalam hati, sehingga hatinya cemerlang dengan Jalalul Haq, maka ketika itu sampailah ia kepada Tuhan, yang menemaninya adalah Tajalil Jamal.

Oleh karena itu menurut Yusri : Haji Tarikat lebih mulia dari pada haji syariat, karena pada haji tarikat si salik mencapai maqam Ruh, dimana Ruh adalah lebih mulia dari pada seluruh makhluk lainnya. Demikian juga haji hakikat tentu lebih mulia dari pada haji tarikat, karena haji hakikat telah mencapai martabat Wahdah, hakikat dari pada Ruh, berarti telah mencapai pencerahan jiwa yang sempurna. Dengan demikian silahkan renungkan, hayati dan pahami sendiri, mulai dari haji syariat, haji tarikat dan haji hakikat serta apa yang dimaksud haji mabrur.

Semoga tidak pernah terjadi, namun seandainya terjadi bencana alam yang luar biasa dasyatnya sehingga Mekah tenggelam kedasar bumi, bagaimana kita bisa menunaikan ibadah haji …??? Bila kita memahami masalah HAJI HAKEKAT menurut YUSRI kita tak usah bingung…!!! Percaya Diri Aja..!!! Ikuti saja jejak para sufi, jejak Nabi Muhammad SAW ketika di guha Hiro…!!!

Syariat tanpa hakikat adalah fasik, sedangkan hakikat tanpa syariat adalah zindik, bila seseorang melakukan kedua-duanya maka sempurnalah kebenaran orang itu.

PERHATIKAN FIRMAN-FIRMAN ALLAH DI BAWAH INI :

DAN LENGKAPILAH PERBEKALAN. PERBEKALAN YANG TERBAIK ADALAH TAQWA. DAN PATUHLAH KEPADA KU WAHAI ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PIKIRAN (AL BAQARAH 2 : 197).

HAI KETURUNAN ADAM, SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENURUNKAN KEPADAMU PAKAIAN UNTUK MENUTUPI AURATMU DAN (SEBAGAI) PERHIASAN (BAGIMU), NAMUN PAKAIAN BERUPA TAQWA ITU LEBIH BAIK. (AL A’RAF 7 : 29).

IKHLAS KEPADA ALLAH (SEMATA) DAN TIADA MEMPERSEKUTUKANNYA (AL HAJJ 22 : 31).

BUKAN DAGING DAN BUKAN PULA DARAHNYA , YANG SAMPAI KEPADA ALLAH ADALAH KETAQWAANMU (AL HAJJ 22 : 37).

IKHLAS ITU ADALAH SALAH SATU DARI RAHASIAKU YANG AKU TITIPKAN DI DALAM HATI ORANG-ORANG YANG AKU CINTAI. MALAIKAT TIDAK MENGETAHUI KE IKHLASAN SESEORANG, SEHINGGA MALAIKAT TIDAK BISA MENCATATNYA DAN SETAN PUN TIDAK BISA MENGETAHUINYA, SEHINGGA SETAN TIDAK BISA MERUSAKNYA (HADITS QUDSI).

BERPAKAIAN IHROM :

Kita tanggalkan baju biasa pakaian sehari-hari kemudian mengenakan pakaian ikhrom. Hakikatnya adalah menanggalkan kebiasaan atau sifat-sifat kita yang tercela, baik yang dilakukan oleh anggota badan, panca indera maupun yang dilakukan oleh hati kita. Menanggalkan baju kebiasaan kita sehari-hari yang penuh lumpur-lumpur kehidupan, penuh segala noda dan dosa, penuh rasa iri hati, dendam kesumat, ujub, takabur, ria, sombong, berprasangka buruk kepada orang lain, kejam, jahil, aniaya, serakah, kikir dan lain-lainnya yang merupakan dosa syirik tersembunyi yang telah menggumpal menjadi penyakit dan membutakan mata hati, bahkan bila dibiarkan, bisa tumbuh dan berkembang menjadi berhala besar dalam diri kita sendiri. Itulah rasa keakuan, kesombongan, keangkuhan, ria, ujub, takabur, bagaikan iblis yang tidak mau sujud di hadapan Adam. Rasa keserakahan, tamak, loba, ingin memiliki yang bukan haknya, sebagaimana halnya Adam dan Hawa yang tergoda rayuan iblis. Rasa iri, dengki, cemburu buta atas keberuntungan orang lain seperti riwayat Habil dan Qabil.

Adakah kedamaian dalam kehidupan manakala … masih ada kesombongan … keangkuhan … kerakusan … keserakahan … serta … rasa iri dengki … di dalam hati ini … Yaa Allah hindarkanlah kami dari segala kemusyrikan yang tersembunyi.

WUKUF DI ARAFAH.

Di padang gersang Arafah tidak ada perbedaan harkat derajat manusia, tidak ada istilah pejabat, tidak ada istilah rakyat jelata. Dimata Allah semuanya diperlakukan sama. Kita dinilai sesuai dengan kadar amal perbuatan dan keimanan kita.

Yang dinilai Allah adalah hati kita.

Apakah kita masih mempunyai dosa syirik yang tersembunyi …

Apakah amal kita telah kita perbaiki dengan keikhlasan …

Apakah keikhlasan kita telah kita hiasi dengan kerendahan hati dalam pengabdian serta kesadaran bahwa sesungguhnya kita tidak mempunyai daya kekuatan apapun kecuali Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya.

Di Arafah ini, di kaki Allah kita semua bersimpuh dan mengemis … dan mengemis

HAI MANUSIA, KALIAN TAK LEBIH HANYA PENGEMIS. ALLAH LAH YANG MAHA KAYA DAN MAHA TERPUJI ( AL FATHIR 35 : 15 ).

Wukuf di padang Arafah hakikatnya adalah fana-ul fana, seorang hamba yang tenggelam dalam lautan makrifah, dalam kesunyian SIRNYA, tiada yang maujud kecuali Allah, tiada yang melihat melainkan dengan penglihatan-Nya, tiada yang mendengar melainkan melalui pendengaran-Nya, tiada yang bergerak melainkan Allah yang menggerakan Nya.

Essensi wukuf di Arafah adalah tenggelam dalam dzikrullah, tenggelam dalam meditasi.

THAWAF

Thawaf adalah tata cara beribadah kepada Allah sejak zaman nabi Adam sebelum ada perintah sholat, yaitu dengan cara berjalan mengelilingi Ka’bah. Thawaf bisa berarti suatu keta’atan dan keikhlasan melaksanakan perintah Allah. Semua makhluk ciptaan Allah harus tunduk dan ta’at kepada perintah Allah. Bulan thawaf mengelilingi bumi, bumi thawaf mengelilingi matahari dan seterusnya matahari serta seluruh planet di dalam susunan tata surya juga thawaf mengelilingi pusat galaksi di alam semesta ini. Elektron thawaf mengelilingi inti atom. Sel darah merah thawaf dari jantung ke paru-paru, setelah dibersihkan akhirnya kembali kepada jantung.

Thawaf merupakan lingkaran perjalanan kehidupan dari satu titik kemudian kembali ke titik awal. Manusia berasal dari Dzat Yang Maha Suci, setelah berkelana di dunia dengan segala noda dan dosanya, kemudian pada suatu waktu nanti, dia akan kembali kepada ke-Maha Suci-an Allah.

HENDAKLAH MEREKA (KALIAN) MEMBERSIHKAN KOTORAN-KOTORAN YANG MELEKAT DI BADAN KALIAN, SELESAIKAN NAZAR KALIAN KEMUDIAN THAWAFLAH DI RUMAH TUA INI. (AL HAJJ 22 : 29).

MILIK ALLAH AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH ( AL BAQARAH 2 : 156 ).

Thawaf yang hakikatnya adalah musyahadah (menyaksikan) melalui rahasia SirNya dengan cara muraqqabah. Dirinya merasa dekat dan merasa diawasi, merasa berpandang-pandangan dengan Dzat Allah. Jasmaninya menghadap ke Baitullah, hatinya memandang Dzat Allah yang Laesa Kamislihi Syaeun, tidak serupa dengan apapun. Sejenak bermesra-mesraan dengan Allah.

Oleh karena itu sangatlah wajar bila ada sesepuh yang berpendapat bahwa pada saat melakukan thawaf hati kita harus bersih dari keinginan duniawi. Hal ini sesuai dengan surat Al Hajj 22 : 29 dimana kita harus selesaikan terlebih dahulu semua nazar atau keinginan kita, setelah selesai baru kemudian thawaf. Berarti pada saat thawaf, dalam hati kita hanya semata-mata bertaubat, berserah diri kepada Allah, mohon ampunan dan keridoan Allah. Oleh karena itu cukup dengan memperbanyak bacaan tasbih di dalam hati : Subhanallah-wal hamdulillah-wa laa ilaha ilallah-hu allah-hu akbar- wa laa haola wa laa kuwata ila billahil aliyil adhim. Jangan ada keinginan yang lain selain Allah. Jangan menduakan Tuhan, jangan mencintai yang lain selain Allah pada saat thawaf.

Dalam hal ini, bagi diri pribadi penulis yang tidak pernah mengikuti pendidikan pesantren secara khusus, penulis merasa terbebani bila harus menghafal do’a yang panjang-panjang. Apalagi bagi orang-orang yang sudah tua, dimana daya ingat untuk menghafal sudah sangat berkurang. Oleh karena itu, dari segi praktisnya, dengan hanya membaca tasbih saja, dimana bacaannya juga cukup pendek, beban terasa lebih ringan, sehingga pada saat thawaf juga terasa jadi lebih khusyuk. Menurut penulis, permohonan untuk urusan duniawi bisa dilakukan dilain kesempatan, kapan saja dan dimana saja, di Masjidil Haram, asalkan tidak pada saat thawaf.

SA’I

Merupakan tujuh jalan pendakian (tujuh tahapan) yang harus dilalui dengan sungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat sabar dan tawakal dalam rangka mencari Dzat Yang Hakiki sebagai Sumber Kesucian (shofa) dan Sumber Kebajikan (marwa), yaitu Allah.

Air dan Buah Hati Ismail adalah limpahan rizki dan rahmat yang tanpa batas yang sungguh sangat menenangkan dan menentramkan hati, sebagai hadiah dari Allah bagi mereka yang telah menemukan kebenaran yang hakiki, bagi mereka yang telah mencapai tingkat pencerahan jiwa. Kematian telah diyakininya sebagai pulang ke Rahmat Allah, karena dia berasal dari Rahmat Allah.

SESUNGGUHNYA KAMU MELALUI TINGKAT DEMI TINGKAT.

( AL INSYIQAAQ 84 : 19 ).

AKAN TETAPI DIA TIDAK MENEMPUH JALAN YANG MENDAKI.

TAHUKAH KAMU JALAN YANG MENDAKI ITU ? ( AL BALAD 90 : 11-12 ).

CAHAYA DIATAS CAHAYA, TUHAN AKAN MEMBIMBING DENGAN CAHAYANYA KEPADA YANG DIA KEHENDAKI ( AN NUR 24 : 35 )

Silahkan cari sendiri makna hakiki yang disebut jalan yang mendaki itu, dalam rangka upaya untuk menyempurnakan keberagamaan kita, agar kita bisa mencapai derajat ikhsan dan menjadi insan kamil.

Proses pendakian hanya bisa terungkap melalui dzikir dalam arti kata yang luas atau meditasi… sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sufi … , pendakian ruhani melalui proses fana dan kasaf …

MUZDALIFAH

Bermalam di Muzdalifah adalah berniat dalam semua pekerjaan haji dengan mementingkan yang menjadi kesukaan Allah serta mengekang semua hawa nafsu keduniawian yang dibisikan setan dalam hati.

BERHIMPUN DI MINA

Setelah melepaskan sifat-sifat kita yang tercela, janganlah merasa diri kita paling mulia. Di Mina tidak ada istilah pejabat pemerintah, penguasa, hakim, jaksa ataupun, konglomerat, si kaya ataupun si miskin, semuanya adalah hamba Allah yang sedang dinilai, amal perbuatannya, ketakwaannya. Siapa yang paling baik hatinya dan amal perbuatannya, dialah yang paling mulia disisi Allah.

MELONTAR JUMROH

Demikian juga dengan perbuatan melontar Jumroh adalah juga melemparkan sifat-sifat kita yang tercela untuk membersihkan lahir dan bathin kita.

DAN BUKAN ENGKAU YANG MELEMPAR KETIKA ENGKAU MELEMPAR AKAN TETAPI ALLAH YANG MELEMPAR ( AL AN-FAAL 8 : 17 ).

Kitapun harus sadar bahwa kita tidak memiliki daya dan kekuatan apapun namun Allah lah yang menghidupkan dan yang menggerakkan diri kita.

BERKURBAN

Menyembelih hewan kurban pada hakikatnya adalah memotong hawa nafsu kita agar tidak melampaui batas, agar nafsu kita terkendali, agar tidak keras kepala, agar tidak egois, agar bisa tenggang rasa, agar kelakuan kita tidak seperti hewan. Dengan berkurban maka tali silaturahmi antar sesama kita akan menjadi baik. Bila hubungan antar sesama kita baik maka hubungan kita dengan Allah pun akan menjadi baik… Dengan berkurban kita belajar ikhlas semata-mata kepada Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar